Friday 11 January 2013

Gambling with Words #1

muntah



saya grace. saya perempuan. saya manusia. saya hidup di sebuah masa. saya hidup di sebuah teori.


saya grace. saya perempuan. dan yg saya miliki tak lebih dari sekedar cerita. tentang perempuan berumur kepala dua dan muntahannya. muntahannya tentang berbagai desang desing kata, tentang hingar bingar tawa, sedu sedan pengakuan, getir yg mengecup nasib. mual yg mencumbu muntahan.



saya grace. saya perempuan. saya terlahir dengan sebuah vagina. saya memeluk nasib dan entah kenapa nasib membalasnya. betapa pelukan itu sangat erat hingga menghimpit kerongkongan, mencengkeram lambung dan usus saya.


saya grace. saya perempuan. saya terlahir dengan sebuah perasaan. saya membutuhkan laki2. butuh, iya saya butuh. saya butuh mereka untuk tersenyum menawarkan hot chocolate yg berselimut sore, untuk membagi keripiknya di tengah tawa yg menggelegak, untuk berlomba menguji ketahanan tubuh saat cuaca dingin menembus kulit, untuk menatap, bukan 'ke' tapi 'melewati', kedua mata saya dan berkata "kamu cantik".
tapi apa yg saya dengar selama ini hanya celotehan dari mulut2 tak berperasaan. dan bagian yg paling menyakitkan adalah: tawa laki2. tawa laki2 akan standard yg mereka tetapkan sesuka hati. standard lekuk demi lekuk perempuan yg mereka sebut seksi, yg mereka sebut cantik, seakan mereka sedang menghakimi kawanan anjing.
tawa menjijikkan dari kaum pengklaim fakta, mendewakan kekuasaan testosteron dalam tubuhnya. tawa menjijikkan seperti tawa mesum pemilik berbagai boneka barbie ketika menelanjangi barbienya dan berfantasi. benar2 membuatku ingin muntah.


saya grace. saya perempuan. saya terlahir dengan sebuah kerongkongan, lambung, dan usus. saya membutuhkan makanan. butuh, iya saya butuh. saya membutuhkan makanan untuk melarikan diri dari segala nalar tak berujung. saya membutuhkan makanan untuk memuaskan hewan di dalam tubuh saya, untuk merasa bebas, bebas mengunyah, mencerna, kemudian mengunyah lagi. saya hanya ingin melahap. tapi saya mual.
saya ingin muntah.
tiap kali saya memikirkan hewan yg perlahan2 menggerogoti pintu lambung saya, yg saya lihat adalah bayangan proyeksi saya dengan gelambir2 lemak yg menggelayuti tubuh saya. yg saya dengar hanya berbagai desang desing kata, hingar bingar tawa, sedu sedan pengakuan, getir yg mengecup nasib. mual yg mencumbu muntahan.
saya harus muntah.
untuk mengisi dogma2 yg teronggok di tiap sudut jalan, untuk terus bisa merasakan tulang pipi, tulang rusuk, dan tulang punggung yg mencuat di permukaan tubuh saya. saya harus muntah untuk berhenti merasa mual, untuk merasa dilihat, bukan 'di' tapi 'melewati', kedua mata saya oleh laki2 dan mendengar ia berkata "kamu cantik".








saya grace. saya perempuan. saya hidup di sebuah masa. saya hidup di sebuah teori. dia laki2. dia hidup di sebuah masa. dia hidup di sebuah teori. dia menatap melewati kedua mata saya dan berkata, "kamu cantik".


saya muntah.

Surabaya, 12 Januari 2013
3:03

No comments:

Post a Comment